Arsitektur dan Hermenetika Masjid Baitul Muslimin Kramatwatu Cilegon
Jenis: Monograf
Author: Embun Amaliyah Sari
ISBN: -
Edisi: -
Publisher: IAIN SMH Banten,
Fisik: iv, 62 halaman. : Ilus. Bibliografi: hlm 63 -86. ; 30 centimeter.
Subjek: Cilegon
Bahasa: Indonesia
Penerbitan: IAIN SMH Banten, Serang : 2010
CallNumber: BC 726.205982333 EMB a
Uraian Singkat: Masjid Baitul Muslimin Kramatwatu - Cilegon dibangun tahun 1925, pada masa penjajahan kolonial Belanda mengalami renovasi sebanyak tiga kali, yakni tahun 1957, 1970, 1992. Arsitektur masjid awalnya dipengaruhi oleh unsur Hindu dan Timur Tengah seperti kebanyakan masjid-masjid di Pulau Jawa. Pada tahun 1957 direnovasi pertama kali dengan menghilangkan gapura masjid atau disebut “Lawang Saketeng” diganti dengan bangunan pagar biasa, tapi bangunan kubah bersusun lima masih dipertahankan. Lalu tahun 1970, kubah diganti model gaya persia dengan lambang bulan sabit dan bintang diatasnya. Selanjutnya tahun 1992, renovasi tiang-tiang penyangga kubah yang semula terbuat dari balok-balok kayu sekarang diganti oleh tiang-tiang yang terbuat dari coran peduan semen, batu dan pasir masih tetap dipertahankan keberadaannya.