Semua Perpustakaan
  • Semua Perpustakaan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Serang
  • DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA CILEGON
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangerang Selatan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tangerang
Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul
  • Author
  • Penerbit
  • Lokasi Penerbitan
  • Subject
  • Call Number
  • ISBN/ISSN

Langit Merbabu

Jenis: Monograf

Author: Rons Imawan

ISBN: 978-602-1383-81-0

Edisi: Cetakan 1

Publisher: Bentang Belia,

Fisik: viii, 308 hlm. : ilustrasi ; 20 cm.

Subjek: Fiksi Indonesia

Bahasa: Indonesia

Penerbitan: Bentang Belia, Yogyakarta : 2017

CallNumber: 899.2113 RON l

Uraian Singkat: Dua hal begitu berarti untuk Raras adalah Langit dan Gunung. Tepat pada ulang tahunnya ia ingin berada di ketinggian 3142 mdpl, namun ia hanya bisa berangkat dengan keempat temannya. Langit sang kekasihnya tak bisa menemani, karna memang Langit punya penyakit asma dan itu akan sangat berbahaya bagi keselamatannya, jika ia memaksakan untuk tetap ikut pendakian dengan Raras. Satu hal yang Raras khawatirkan saat berada di alam bebas, kemampuannya akan melihat dimensi lain secara liar bekerja tanpa permisi. Dan kejadian pada penglihatannya itu akan terjadi setelahnya. Hal ini mulai dirasakannya saat mendiang ibunya sakit keras di rumah sakit, ketika itu Raras bergantian menjaga ibunya dengan ayahnya. Ayahnya menjaga di rumah sakit, dan ia pulang untuk beristirahat. Keesokan hari sebelum Raras berangkat kuliah, ia melihat ibunya sarapan dengan lezatnya di meja makan dengan raut wajah segar bukan seperti orang sakit. Rasa senang Raras melonjak dan ia juga tak lupa menghujan ibunya dengan banyak pertanyaan. Sampai akhirnya telpon pada hpnya berdering dan tertera nama adiknya yang meminta ia untuk segera ke rumah sakit, karena ibunya sudah meninggal. Sesaat kemudian ia memandangi wajah ibu yang berada di depannya perlahan memudar dan menghilang.