Jawara Banten : Perspektif Transformasi Masyarakat Banten

Jenis: Monograf

Author: Suhaedi ; Ayatullah Humaeni

ISBN: 978-602-340-008-20

Edisi: Cet.1

Publisher: LP2M IAIN SMH Banten,

Fisik: v, 154 halaman. : - ; 21 cm.

Subjek: Kebudayaan -- Sejarah Jawara

Bahasa: Indonesia

Penerbitan: LP2M IAIN SMH Banten, Serang : 2015

CallNumber: BC 306.059823 SUH j

Uraian Singkat: Dinamika sistem stratifikasi sosial di Banten dilihat dari hubungan antar ketiga dimensi, ditentukan oleh status kehormatan sosial (prestise) sebagai dimensi utamanya. Sumber-sumber kekuasaan ditentukan oleh status sosial seseorang. Kesultanan sebagai penguasa, mendapatkan tanah apanage, pajak sewa, dan keutungan komersial kesultanan lainnya. Ketika peralihan dari kesultanan ke kolonial belanda, terjadi perubahan sosial dalam masyarakat. Kolonial belanda menerapkan komersialisasi dan kapitalisasi sistem pertanian yang akhirnya merampas hak atas tanah. Istilah jawara munculbersamaan dengan situasi sosial yang memungkinkan terdesaknya nilai-nilai budaya tradisional oleh budaya barat yang dipaksakan oleh peemerintahan kolonial. Jawara ditempatkan pada posisi terbawah dari golongan masyarakat pribumi. Mereka digolongkan sebagai golongan kriminal yang tidak tunduk kepada undang-undang. Pada masa penjajahan, bersama kyai, jawara menjadi elit revolusi yang mampu menggerakan masa rakyat untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan kolonial. Sampai pada masa orde baru, peran kyai terpinggirkan, kepemimpinan jawara dimanfaatkan golkar dan pemerintah untuk memperbesar pengaruh kepemimpinan kulturalnya. Kenyataan yang terjadi bahwa kekerasan jawara telah melahirkan generasi penakut pada masyarakat Banten, sehingga dipandang perlu bagi jawara untuk membuka diri terhadap demokratisasi sistem dan membuka ruang bagi keberadaaan kelompok penyeimbang kekuasaannya.