Gua Juga Bisa Kreatif

Jenis: Monograf

Author: Sakti Wibowo ; Ahmada Fahri ; Koko Nata

ISBN: 978-979-26-2264-5

Edisi: Cet. 1

Publisher: Zikrul Hakim,

Fisik: 176 halaman : ilus ; 19 cm

Subjek: Kreativitas

Bahasa: Indonesia

Penerbitan: Zikrul Hakim, Jakarta : 2008

CallNumber: 153.35 SAK g

Uraian Singkat: “Cato, tokoh rekaan Erasmus, pernah berujar, ‘Lebih banyak pelajaran yang diperoleh orang bijak dari orang dungu disbanding pelajaran yang diperoleh orang dungu dari orang bijak’. Begitupun, lebih banyak pelajaran yang diperoleh penyair berbakat dari penyair buruk dibandingkan pelajaran yang diperoleh penyair buruk dari penyair berbakat.” (Agus R Sarjono; dalam pengantar buku Belajar Berpuisi dari Para Penyair Indonesia; Syamil Cipta Media, 2003) Apakah susah mencari orang cerdas dan berbakat? Jawabnya : tidak. Yang sudah adalah mencari orang yang bisa mengembangkan bakat yang dikaruniakan Allah kepada dirinya. Yang susah adalah mencari orang yang cerdas dan bisa memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya. Seorang ahli hikmah mengatakan. “Banyak orang mengerti hikmah, tapi seperti pakaian, mereka memanggulnya di atas kepala, sehingga pakaian itu tidak bisa melindunginya dari panas terik dan hawa dingin.” Rasul mulia mengatakan dalam hadits Imam Ibnu Majah, “Iman itu diyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diamalkan dalam perbuatan.” Risalah kecil ini tidak dimaksudkan untuk memberi kecerdasan kepada Anda, sebab sesungguhnya itu telah ada pada diri Anda. Risalah ini bertujuan mengajak Anda untuk menggali dan me-manage harta karun Anda berupa kecerdasan tersebut sehingga-mengutip kalimat hikmah-menjadi pakaian yang mampu melindungi pemakainya dari siksaan panas dan serangan hawa dingin. Dan-mengutip Rasulullah-tidak berhenti pada tataran tashdiq bil qalbi, qarar bil lisan, namun bahkan lebih komprehensif lagi dengan a’malu bil arkan. Bahwa tidak ada yang salah dalam penciptaan. Setiap ruh yang ditiupkan pada jasad dilengkapi dengan potensi. Maka, menjadi pemenang atau pecundang bukan takdir, tetapi pilihan. Hanya orang yang mengupayakannya dengan benar saja yang akan sampai pada hakikat ahsanu taqwim.