Self-Change : Apa yang perlu kita audit jika nasib kita ternyata masih keliru?
Jenis: Kerjasama Pinjam Koleksi
ISBN: 978-979-151-850-5
Edisi: Cet. 2
Publisher: Bee Media Pustaka,
Fisik: 142 halaman : Ilustrasi ; 20 cm
Subjek: Etika Islam
Bahasa:
Penerbitan: Bee Media Pustaka, Jakarta : 2016
CallNumber: 297.5 UBA s
Uraian Singkat: Terkait dengan pembahasan utama dalam buku ini, saya ingin mengatakan bahwa bagi sebagian kita yang masih merasa nasibnya keliru atau belum mendapatkan sesuai keinginan. tidak berarti itu masalah yang selamanya harus kita pahami sebagai beban sepanjang hidup. Masalah itu akan sementara dan akan menjadi aset apabila kita mau dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan audit-diri (self-audit), mulai hari ini, dengan menggunakan apa yang sudah ada, dan dari mulai lokasi kita kini (here and now). Meminjam istilahnya Al-Quran, ada orang yang sesatnya sementara, tetapi ada yang selamanya sesat (haqqod alaihim adh-dholaalah). Apanya yang perlu diaudit? Prinsipnya, kita perlu mengaudit apa yang ada di dalam diri kita dulu (from inside). Darimana mulainya? Seperti kita tahu, apa yang ada di dalam diri kita itu banyak. Bahkan kata Khalifah Ali bin Abu Thalib, apa yang ada di dalam diri kita itu masih lebih luas dibanding dengan dunia di luar diri kita. Dengan alasan itu, kita membutuhkan alat bantu (tools) untuk bisa mengubah apa yang ada di dalam diri kita. Alat bantu penting yang akan dibahas di buku ini adalah tujuan hidup, kebiasaan sehari-hari, dan orang-orang yang sehari-harinya berinteraksi secara lahir dan batin dengan kita (lingkungan).
