Semua Perpustakaan
  • Semua Perpustakaan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Serang
  • DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA CILEGON
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangerang Selatan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tangerang
Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul
  • Author
  • Penerbit
  • Lokasi Penerbitan
  • Subject
  • Call Number
  • ISBN/ISSN

Ratu Syarifah Fatimah From Surosowan With Love : dan Terjadinya Pemberontakan & Perjuangan Tubagus Buang & Kiayi Tapa Pada Masa Itu

Jenis: Monograf

Author: Imam T. Haryono

ISBN:

Edisi: cet. 1

Publisher: [s.n],

Fisik: 115 hlm ; 28 cm

Subjek: Novel Sejarah-Banten

Bahasa: Indonesia

Penerbitan: [s.n], Serang : 2009

CallNumber: BC 899.221 3 IMA r

Uraian Singkat: Ratu Syarifah Fatimah itu puteri seorang ulama besar ahli fiqih bernama Sayyid Ahmad, sang ulama ini sangat disegani dan hormati oleh kalangan Keraton Surosowan. Ratu ini dinikahi oleh Pangeran Ranamanggala yang kelak dikemudian hari menjadi sultan yang bergelar Sultan Syifa Zaenul Arifin (1690-1733). Jauh sebelum menjadi sultan, Pangeran Ranamanggala sudah mempunyai putera yang nanti dipersiapakan jadi sultan berikutnya. Yaitu Pangeran Gusti atau Pangeran Arif. Setelah ibunya pangeran Gusti ini meninggal maka Ratu Syarifah lah yang menggantikannya sebagai permaisuri. Namun, sang ratu ini belakangan diketahui mempunyai ittikad yang tidak baik atas keberlangsungan kesultanan Banten perihal suksesi kepemimpinan pasca Sultan Zaenul Arfin. Maksud sang ratu dalam posisinya sebagai permaisuri menginginkan puteranya yaitu Pangeran Syarif Abdullah kelak yang menggantikannya. Siasat keji itu mulai disusun oleh sang ratu dengan mencoba membuka lobi politik ke Batavia. Lewat tangan halus Gubernur Jenderal VOC Gustaff Williem Van Imhoff itulah Ratu Syarifah semakin di atas angin untuk menyusun peta konflik antara Sultan Zaenul Arifin dengan puteranya Pangeran Gusti, dan rupanya anaknya sultan ini terprovokasi oleh Ratu Syarifah hingga mengadakan “pemberontakan sunyi“ atas kekuasaan Sultan Zaenul Arifin. Hasilnya kemudian sang putera mahkota dinyatakan pemberontak oleh sang ayah (sultan zaenul arifin) dengan menghukuminya dibuang ke Sri Langka. Ketika sang putera mahkota terbuang, kerja dan siasat Ratu Syarifah tidak berhenti pada itu, ia ternyata menyusun agenda politik untuk menjatuhkan kewibawaan sang sultan yang memang sejak sultan Haji, wibawa sultan Banten di mata Kompeni Belanda sangat direndahkan. Pada 1748, ending dari konspirasi busuk antara Sang Ratu dan Kompeni Belanda adalah menggulingkan kekuasaan Sultan Zaenul Arifin. Dan itu terwujud sampai kemudian Sultan Zaenul Arifin dibuang ke Ambon sebagai pesakitan. VOC Belanda dengan taktik “ devide et empera “ ini sangat diuntungkan oleh kerja cerdas seorang Syarifah Fatimah dengan semakin menguasianya monopoli pedagangan di Banten atas lada dan cengkih, yang banyak di kirim dari Semangka dan Tulang Bawang Lampung.