Semua Perpustakaan
  • Semua Perpustakaan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Serang
  • DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA CILEGON
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangerang Selatan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tangerang
Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul
  • Author
  • Penerbit
  • Lokasi Penerbitan
  • Subject
  • Call Number
  • ISBN/ISSN

JEJAK KUPU-KUPU

Jenis: Monograf

Author: Mahmud Darwisy

ISBN: 978-623-7290-81-0

Edisi: Cet. 1

Publisher: BASABASI,

Fisik: 160 ; 14 x 20 cm

Subjek: Novel

Bahasa: Indonesia

Penerbitan: BASABASI, Yogyakarta : 2020

CallNumber: 813 MAH j

Uraian Singkat: Jejak Kupu-Kupu (Atsrul Farasyah) adalah catatan harian Mahmud Darwisy yang ditulis mulai tahun 2006 hingga 2007. Catatan harian ini merupakan catatan harian yang unik dengan nuansa dekonstruktif terhadap batasan prosa dan puisi yang kita pahami selama ini. Pola catatan harian semacam itu dia sampaikan di dalam puisinya yang berjudul Ka Qasidatin Natsriyyah (Seperti Sebuah Puisi Prosa). Namun, sebenarnya jika kita lebih lama merenungkan puisi tersebut, kita akan sadar bahwa dekonstruksi yang dikehendaki tidak hanya berkisar soal batasan puisi dan prosa. Ia adalah dekonstruksi terhadap eksistensi segala yang dia alami: fakta bahwa Mahmud Darwisy sedang menyoal eksistensi identitas, kebenaran, keadilan, rasa sakit, tanah air, kemanusiaan, dan hal-hal lainnya, harus kita dudukkan ketika membaca catatan harian ini. Mahmud Darwisy seolah ingin menyuguhkan kembali peristiwa yang dia alami dan terus hadir di dalam pikirannya sekaligus memaksa pembaca untuk tidak menelan tanpa perenungan yang mendalam. Membaca catatan harian ini akan menggiring kita pada ruang sunyi nan sepi sehingga kita dapat berpikir dan membaca apa yang tak terucap. - Mirza Syauqi Futaqi, Penerjemah

Subject Yang Sama

Novel