Semua Perpustakaan
  • Semua Perpustakaan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang
  • Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Serang
  • DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA CILEGON
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangerang Selatan
  • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tangerang
Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul
  • Author
  • Penerbit
  • Lokasi Penerbitan
  • Subject
  • Call Number
  • ISBN/ISSN

Kedudukan Peran Desa Kasunyatan Dalam Pendidikan Islam pada Masa Sultan Maulana Yusuf (1570-1580)

Jenis: Skripsi

Author: Arohman

ISBN:

Edisi:

Publisher: IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten,

Fisik: v, 61 hlm ; 29 cm

Subjek: Banten -- Sejarah

Bahasa:

Penerbitan: IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Serang Banten : 2002

CallNumber: BC 959.8059823 ARO k

Uraian Singkat: Model pengajaran di pesantren bersifat masal tapi sekaligus individual, masa pada pengajaran umum/ dasar sedangkan individual bagi para santri yang melakukan pendalaman pengetahuan, sistem madrasah, sistem pendidikan Islam dengan kurikulum formal, melalui diberlakukan pada abad ke 19, atau yang pasti awal abad ke-20. Pelajaran yang paling diutamakan dalam pendidikan di masjid ini adalah al-Qur’an dan al-Hadist, pangkal tolak dari pelajaran Islam ialah menghafal dan mengartikan Quran, sesudah itu baru dating pelajaran hadis, yang mengatur laku perbuatan muslim, yang belajar itu. Secara sepintas, lembaga-lembaga pendidikan yang pernah muncul mendahului berdirinya madrasah dalam sejarah Islam yaitu Masjid, Kuttab, Rumah Ulama, Halaqah al-Dars Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaran agama Islam. Itulah identitas pesantren pada awal perkembangannya dari segi histories, pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman. Pesantren sebagai lembaga bagi pendidikan dan penyebaran agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan Islam di negeri nusantara. Lembaga seperti ni sudah ada jauh sebelum kedatangan Islam itu sendiri. Perguruan berasrama ini merupakan lembaga tempat mendalami agama Hindu dan juga Budha. Bedanya, pada yang kedua hanya didatangi anak-anak golongan aristocrat, sedang yang pertama dikunjungi anak dan orang-orang dari segenap lapisan masyarakat. Kehidupan di pesantren yang di warnai oleh asetisme, dikombinir dengan kesedian melakukan segenap perintah kiyai guna memperoleh barakahnya, sudah barang tentu memberikan bekas yang mendalam pada jiwa seorang santri, dan bekas inilah yang pada gilirannya nanti akan membentuk sikap hidupnya sendiri pula. Sikap hidup bentukan pesantren ini, apabila dibawakan ke dalam kehidupan masyarakat luar, sudah barang tentu pula akan merupakan pilihan ideal dalam bagi sikap hidup rawan yang serba tak menentu yang merupakan ciri utama kondisi serba tradisional dalam masyarakat. maka guru-guru tua itulah meladeni murid-murid yang banyak itu seorang demi seorang. Sedangkan yan belajar pada tua Syeh (kiyai besar), ialah guru tua saja dan murid-murid yang lain hanya belajar pada guru tua itu. Dengan demikian berjalanlah pelajaran itu dengan lancar. Pelaku pendidikan yang berkompeten terhadap pendidikan agama Islam, ikutilah jejak pendahulu yang pernah berkembang untuk kemajuan dan kelestarian pendidikan Islam di Banten. Pendidikan pesantren sebagai sarana informasi Islam serta menjadikan pusat informasi pengetahuan sebagai wahan intelektual. Pemerintah Provinsi Banten untuk berperan aktif dalam melestarikan benda budaya kerajaan Islam Banten, dan ikut memperhatikan pendidikan pondok pesantren sebagai kazanah budaya bangsa. Dinas terkait untuk membantu pendidikan pesantren sebagai pendidikan Islam yang resmi di Banten, baik bantuan moril ataupun materi untuk kelancaran aktivitas pendidikan dan pelajaran.