Sultan Abu’l Mafakhir Mahmud Abdul Qadir : Sultan Agung Banten I Penguasa Ujung Barat Pulau Jawa 1596-1651
Author Buku: Jemmy Ibnu Suardi
ISBN: 978-623-353-022-4
Author Resensi: N Ratih Suharti
Tanggal Resensi: 13 Juni 2024
Resensi Buku:
Buku ini mencoba secara ringkas menarasikan sosok agung Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir yang pernah menjadi penguasa ujung barat Pulau Jawa, yaitu di Kesultanan Banten. Jarang orang Indonesia bahkan orang Banten sendiri yang mengenal pribadi agung ini, padahal Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir adalah rival utama Susuhunan Mataram dalam perebutan pengaruh di Pulau Jawa pada permulaan abad ke-17. Pusaranya ternyata tidak seramai orang menziarahi makam-makam penguasa Banten Sebelumnya, seperti Maulana Hasanuddin, Maulana Yusuf dan Sultan Ageng Tirtayasa. Padahal peranan Sultan Abul Mafakhir sebagai Sultan sekaligus Ulama sangat besar dalam mereformasi sistem pemerintahan kesultanan Banten, dan membentangkan jalan menuju masa keemasan Kesultanan Banten baik dalam bidang keagamaan, ekonomi, pendidikan maupun militer.
Ketika berkuasa awalnya dikenal dengan nama Panembahan Ratu Abdul Qadir yang merupakan penguasa Banten ke-4. Penguasa-penguasa Banten sebelumnya melekatkan namanya dengan gelar Maulana dan Panembahan. Abdul Qadir lahir tahun 1596 dan wafat tahun 1651, berkuasa penuh tahun 1624 di saat usianya menginjak 28 tahun. Sejak tahun 1638 Panembahan Ratu Abdul Qadir mendapatkan legitimasi predikat ‘sultan’ langsung dari Mekkah, yang merupakan representasi dari Khalifah Turki Utsmani. Maka kemudian, namanya menjadi populer dengan ‘Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir’, tidak hanya dirinya, putra mahkota Banten sekaligus mendapatkan gelar langsung dari Syarif Mekkah dengan ‘Sultan Abul Ma’ali Ahmad’. Tidak hanya sebagai penguasa dengan predikat sultan pertama di Banten, Abdul Qadir juga mencatatkan namanya sebagai Sultan pertama di Nusantara yang diangkat resmi oleh Syarif Mekkah, tidak hanya itu, Abdul Qadir dikenal juga dalam lintasan sejarah sebagai Sultan Agung Banten I. Sebagaimana Hoesein Djajadiningrat menyebutkan “pada masanya ada dua matahari kembar di Pulau Jawa, yakni Sultan Agung Banten dan Sultan Agung Mataram”. Karena baru pada tahun 1641 Susuhunan Mataram mendapatkan gelar Sultan dari Syarif Mekkah menjadi Sultan Agung Mataram dengan menyandang predikat Sultan Mahmud Al Matarani. Meskipun Mataram berhasrat menyatukan seluruh Pulau Jawa, ternyata Banten tidak pernah takluk atas Mataram. Malah justru melalui cucunya Sultan Abul Mafakhir yang dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa berkoalisi dengan Pangeran Trunojoyo mengkudeta dan menghancurkan Mataram. (N Ratih Suharti)
Kata Kunci : Biografi Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir – Sultan Agung Banten I