Transformational Leadership : Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving The Impossible
Author Buku: Muhammad Karebet Widjajakusuma; editor, Pujo Nugroho
ISBN: 978-623-111-066-4
Author Resensi: N Ratih Suharti
Tanggal Resensi: 30 Januari 2025
Resensi Buku:
Kepemimpinan sangat dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan yang penuh liku serta tantangan. Bagaimana menjadi pemimpin yang hebat yang dapat menggerakkan serta menginspirasi orang lain untuk mencapai hal-hal yang tampak mustahil? Jawabannya ada dalam buku ini, "Belajar dari Muhammad Al Fatih: Achieving the Impossible" karya Muhammad Karebet Widjajakusuma.
Buku ini bukan sekedar kisah inspiratif tentang sosok Muhammad Al Fatih, pemimpin besar yang berhasil menaklukan Kota Konstantinopel, tetapi juga merupakan panduan praktis bagi kita semua dalam mempelajari kepemimpinan transformasional. Karya ini mengajak kita untuk melihat dengan seksama prinsip-prinsip yang dipegang oleh Muhammad Al Fatih dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah transformational leadership bukanlah hal baru. Istilah ini diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978. Kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi.
Yang menarik dalam buku ini, pembaca akan mudah untuk menarik benang merah mengapa gaya kepemimpinan ini penting dalam dinamika dunia yang senantiasa cepat berubah seperti saat ini. Lewat sosok Muhammad Al Fatih sebagai model leadership inilah buku ini mampu merangkum dengan sangat jelas semua karakter dasar dari transformational leadership yang berangkat dari wujud ketaatan kepada pencipta sebagai framework untuk lahirnya pemimpin yang visioner, tajam dalam pola pikir, mampu beradaptasi, progresif, dan terbuka akan berbagai ide perubahan untuk mewujudkan visi.
Masa depan yang masih suci membuka semua kemungkinan, tidak seperti masa lalu. Yang terakhir inipun membuka tafsir yang beragam. Menjadi pemimpin selalu mengikuti algoritma yang sama. Pertama, belajar, terutama dari pengalaman. Dalam hal ini memahami sejarah menjadi penting. Kedua, bergaul dengan manusia, siapapun terutama untuk dikenal lalu memperoleh kepercayaan. Ketiga, mulai membangun visi tentang masa depan bersama yang hendak dicapai sebagai kelompok. Terakhir, segera bekerja dengan cara-cara baru dan inovatif untuk mewujudkan visi tersebut. Masa depan yang baru selalu menuntut cara-cara baru. (N Ratih Suharti)
Kata Kunci : (Kepemimpinan Transformasional - Muhammad Al Fatih)