Lembur Kami: Sejarah Pakulonan Barat, Sebagian Hikayat Tangerang Yang Tersembunyi

Author Buku: Muhammad Rafi Zulfa

ISBN: 978-634-7065-69-8

Author Resensi: N Ratih Suharti

Tanggal Resensi: 28 April 2025

Resensi Buku:

Lembur Kami: Sejarah Pakulonan Barat, Sebagian Hikayat Tangerang yang Tersembunyi adalah karya Muhammad Rafi Zulfa yang memotret sejarah dan budaya Kelurahan Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Ditulis dengan pendekatan historis dan etnografis, buku ini menyajikan narasi tentang asal-usul kampung, cerita rakyat, serta perjalanan tokoh-tokoh besar yang membentuk identitas wilayah ini.

Buku ini terdiri dari lima bab yang mengungkap berbagai aspek kehidupan masyarakat Pakulonan Barat. Bab pertama membahas asal-usul kampung dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun. Bab kedua mengulas tradisi dan ritual keagamaan seperti Ngabedug, Marhabaan, dan Rawian yang masih dilestarikan hingga kini. Bab ketiga menyoroti peran alim ulama dan santri dalam membentuk nilai-nilai spiritual masyarakat. Bab keempat mengisahkan perjalanan tokoh-tokoh besar seperti Ki Tumenggung Pakulonan yang berjuang melawan VOC, serta KH. Abdul Majid dan Abuya Abdul Ghani yang berdedikasi dalam syiar Islam. Bab kelima merinci perkembangan Pakulonan Barat dari masa ke masa hingga kondisinya saat ini.

Secara keseluruhan, Lembur Kami merupakan kontribusi penting dalam mendokumentasikan dan mempromosikan budaya lokal dan pengetahuan tradisional Indonesia. Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang tertarik untuk memahami akar budaya dan identitas masyarakat Pakulonan Barat serta sebagai referensi bagi akademisi, peneliti, dan pemerhati sejarah dan budaya lokal.

Kelebihan Buku ini adalah kemampuannya dalam menggali kekayaan budaya lokal yang hampir terlupakan. Melalui riset yang mendalam, penulis berhasil mengungkap sejarah dan tradisi yang membentuk identitas masyarakat Pakulonan Barat. Buku ini juga memberikan kontribusi penting dalam mendokumentasikan dan mempromosikan budaya lokal serta pengetahuan tradisional Indonesia.

Kekurangan Buku ini mungkin kurang memberikan analisis kritis terhadap dinamika sosial dan politik yang memengaruhi perkembangan Pakulonan Barat. Penulis lebih fokus pada aspek sejarah dan budaya tanpa banyak membahas tantangan dan perubahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.