Luka yang tertinggal / San Hanna
Author Buku: San Hanna, dkk
ISBN: 978-623-92949-9-1
Author Resensi: N Ratih Suharti
Tanggal Resensi: 25 November 2025
Resensi Buku:
Kumpulan cerpen "Luka Yang Tertinggal" merupakan sebuah antologi yang secara spesifik mengangkat isu serius mengenai perundungan (bullying) dan konsekuensi traumatis yang ditimbulkannya pada korban. Buku ini menyajikan total 31 kisah yang ditulis oleh penulis yang berbeda-beda, termasuk San Hanna, yang semuanya berpusat pada satu tema universal: luka yang tidak terlihat dan dampak jangka panjang dari tindakan perundungan.
Buku ini menegaskan bahwa fenomena perundungan sudah ada sejak lama, namun sering kali hanya tampak seperti gunung es—hanya puncaknya yang terlihat. Kasus-kasus yang muncul ke permukaan hanyalah sebagian kecil, biasanya karena korban sudah mengalami luka fisik yang parah atau bahkan kehilangan nyawa.
Sebagian besar korban memilih untuk bungkam karena dikuasai oleh rasa takut dan malu.
- Bentuk Perundungan: Cerita-cerita dalam buku ini mengeksplorasi berbagai bentuk perundungan, mulai dari melukai fisik, memberi label buruk (verbal bullying), mengucilkan, hingga perundungan di dunia maya (cyberbullying).
- Siapa yang Terlibat: Kumpulan cerpen ini menunjukkan bahwa perundungan tidak memandang usia, jenis kelamin, atau status. Ironisnya, pelaku dan korban terkadang memiliki hubungan yang dekat, bahkan berkerabat.
- Tempat Kejadian: Perundungan tidak hanya terjadi di tempat-tempat umum seperti sekolah, tetapi juga bisa terjadi di lingkungan yang seharusnya paling aman, seperti rumah.
Setiap cerpen dalam buku ini adalah representasi dari perjuangan para korban untuk melawan dan menyembuhkan diri dari perundungan. Kumpulan kisah ini bertujuan untuk:
- Mendampingi Korban: Memberikan dukungan dan menyuarakan pengalaman korban agar mereka merasa tidak sendiri.
- Memberi Pengertian pada Pelaku: Secara implisit mengajak pembaca (termasuk pelaku) untuk memahami dampak parah dari tindakan mereka.
- Mencari Solusi: Membahas berbagai cara dalam menghadapi, menyikapi, dan mencari jalan keluar atas trauma dan keadaan yang dialami.
"Luka Yang Tertinggal" adalah sebuah karya fiksi yang menyentuh dan penting. Buku ini mengingatkan pembaca bahwa perundungan adalah masalah serius yang tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab trauma yang ditimbulkannya dapat mengganggu jiwa dan raga korban. Melalui 31 perspektif yang berbeda, buku ini berhasil menciptakan kesadaran dan empati terhadap luka psikologis yang sering kali tersembunyi jauh di dalam hati para penyintas perundungan. (N Ratih Suharti)