80 Tahun Tryana Sjam'un : Untuk Kemanusiaan dan Demokrasi
Author Buku: A Suryana Sudrajat dkk
ISBN: 978-623-96995-8-1
Author Resensi: N Ratih Suharti
Tanggal Resensi: 11 November 2025
Resensi Buku:
Buku "80 Tahun Tryana Sjam'un: Untuk Kemanusiaan dan Demokrasi" adalah sebuah antologi (bunga rampai) yang didedikasikan untuk merekam jejak, pemikiran, dan kontribusi Tubagus Tryana Sjam'un. Karya ini disusun untuk memperingati usia 80 tahun sang tokoh, yang dikenal sebagai salah satu penggagas utama dan figur sentral di balik perjuangan pembentukan Provinsi Banten pada tahun 2000. Buku ini tidak berfokus pada satu narasi biografi tunggal, melainkan menghimpun berbagai tulisan, testimoni, dan kesan dari para kolega, sahabat, dan individu yang pernah berinteraksi secara langsung dengan Tryana Sjam'un. Fokus utama dari kompilasi ini adalah mendokumentasikan peran krusialnya selama proses advokasi dan pendirian Provinsi Banten, sekaligus menggali nilai-nilai yang melandasi perjuangannya. Tubagus Tryana Sjam'un adalah seorang tokoh pejuang yang diakui sebagai salah satu tokoh kunci di balik pendirian Provinsi Banten pada tahun 2000. Beliau dikenal sebagai tokoh yang jarang tampil di publik, namun memiliki peran strategis. Di luar peran kejuangannya, beliau memiliki latar belakang karir yang kuat di dunia profesional, terutama di bidang keuangan:Sekretaris Jenderal Perbanas; Wakil Ketua Kadin Pusat; Ketua Umum Bankers Club Indonesia; Pengurus ASEAN Bankin Council; Wakil Indonesia di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC); Wakil Indonesia di Asia-Europe Business Forum (AEBF); Penasihat Paguyuban Warga Banten (Puwnten). Peran utamanya terkonsentrasi sebagai Ketua Badan Koordinasi (Bakor) Pembentukan Provinsi Banten. Dalam kapasitas ini, peran dan sikap beliau meliputi:
a) Penggerak Aspirasi Sejak Orde Baru: Tryana Sjam'un sudah menyuarakan aspirasi masyarakat Banten sejak era Orde Baru, meyakinkan bahwa pemekaran wilayah adalah bentuk keadilan pembangunan, bukan semata kepentingan politik.
b) Pemimpin Perjuangan Non-Instan: Ia secara konsisten menegaskan bahwa Banten terbentuk melalui perjuangan panjang dan bukan "pemberian" dari pemerintah pusat. Perjuangan ini disebut penuh tantangan, termasuk penolakan, tekanan politik, dan minimnya dukungan birokrasi.
c) Penekanan pada Kesejahteraan Rakyat: Cita-cita utama yang selalu ditekankannya adalah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten. Beliau mengingatkan para pemimpin daerah (eksekutif dan legislatif) untuk tidak melupakan rakyat, menjaga amanah sejarah, dan memastikan Banten terlepas dari kemiskinan ekstrem.
d) Pendiri Salakanagara Institute: Pada usia 80 tahun, beliau mendirikan Yayasan Kajian Sosial Salakanagara (Salakanagara Institute), yang kini diketuai oleh Saefudin. Tujuannya adalah untuk mengkaji hak dan kewajiban masyarakat, dengan penekanan pada hak masyarakat untuk sejahtera.
Kelebihan (Kekuatan)* Kedalaman Perspektif: Sebagai antologi, buku ini menawarkan berbagai sudut pandang (politis, pribadi, profesional) tentang satu tokoh. * Dokumentasi Sejarah: Menjadi sumber sejarah primer penting tentang proses pembentukan Banten. * Inspirasi: Menghadirkan sosok pejuang yang memegang teguh idealisme kemanusiaan di tengah politik.
Kekurangan (Kelemahan)* Subyektivitas: Sebagai buku persembahan, tulisan-tulisan cenderung bersifat panegiris (memuji) dan kurang kritis terhadap kekurangan tokoh. * Alur: Karena merupakan kumpulan tulisan, alur cerita atau fokus buku bisa meloncat-loncat dan kurang padu dibandingkan biografi tunggal. * Fokus Kontributor: (Perlu dilihat apakah ada ketidakseimbangan fokus antara karir profesional dan perjuangan politik).