Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul Buku
  • Author Buku
  • Author Resensi
  • ISBN/ISSN

Etnografi Nenggeri Linge / JONI Mn

Author Buku: JONI Mn

ISBN: 978-602-466-120-5

Author Resensi: N Ratih Suharti

Tanggal Resensi: 31 Agustus 2023

Resensi Buku:

Buku ini disusun oleh tim penyusun dan tim pengumpul data dari lapangan tidak hanya bersumber dari satu kabupaten atau wilayah, namun dapat menjadi rujukan pelengkap dan untuk memfungsikan hati-hati yang sudah mati. Setidaknya dengan tersusunnya buku ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka memperkuat argumen dan pernyataan, selain itu bisa menjadi pemicu bagi para generasi-generasi lain dan untuk menyempurnakan isi-isi dan data-data yang masih minim. Data yang dikumpulkan dan digali untuk isi buku Etnografi Nenggeri di kecamatan Linge ini adalah data yang berasal dari Tamian, Lukup Serbe Jadi dan Tanoh Karo Sumatera Utara.

Penerbitan buku ini sangat penting untuk membuka tabir Kerajaan Linge, yaitu sebuah kerajaan yang pernah berjaya di masanya dan menjadi cikal bakal kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia. Selama ini cerita atau pun tulisan tentang kerajaan Linge tidak pernah dibahas secara tuntas. Sehingga dengan terbitnya buku Nenggeri Linge ini diharapkan mampu memberikan semangat baru untuk semua kalangan yang peduli terhadap sejarah Gayo khususnya Linge, untuk terus mencari dan menggali apa yang selama ini masih menjadi misteri. Sehingga ke depannya sejarah yang kita miliki dapat terkuak dan diketahui oleh semua orang.

Linge sebagai salah satu kampung yang keberadaannya sudah sangat lama ada di Gayo tentunya menjadi cerminan bagi masyarakat Gayo sendiri. Apa yang telah menjadi aturan dan pedoman hidup masyarakat di Linge tentunya manjadi aturan dan pedoman juga bagi masyarakat Gayo secara keseluruhan. Pada masa kerajaan Linge aturan hidup bagi masyarakat telah disusun sedemikian rupa. Dimana peraturan pada saat itu bersumber pada Al-Qur'an dan hadits. Dewasa ini aturan-aturan tersebut seolah telah tenggelam di makan zaman, terlebih di era globalisasi ini ha-hal yang berkaitan dengan kearifan lokal terdegradasi dengan sendirinya dan digantikan dengan ha-hal luar yang sebenarnya asing dan tidak cocok untuk diterapkan di kehidupan kita selaku suku Gayo. Dengan adanya buku Etnografi Nenggeri Linge, kita berharap aturan-aturan yang telah ada untuk kembali diterapkan masyarakat Gayo agar kehidupan kita tertata dengan ikatan tersebut yang merupakan warisan dari nenek moyang kita dulu.