Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul Buku
  • Author Buku
  • Author Resensi
  • ISBN/ISSN

kapitalisme pribumi awal kesultanan banten 1522-1684 / Heriyanti Ongkodharma Untoro

Author Buku: Heriyanti Ongkodharma Untoro

ISBN: 978-979-8184-85-7

Author Resensi: N Ratih Suharti

Tanggal Resensi: 31 Agustus 2023

Resensi Buku:

Buku ini mengkaji peran masyarakat Banten elite maupun non-elite dalam aktivitas perdagangan. Bermacam pertukaran barang dan jasa dilakukan untuk memajukan perdagangan di sana. Banten mengolah sumber daya alamnya yang bersifat hayati maupun non-hayati, yang terdapat di perairan laut, sungai, parit maupun di lahan berupa bukit, ladang dan pegunungan. Interaksi berlangsung antara penduduk Banten dengan para pendatang yang berasal dari Arab, Abesinia, Belanda, China, Denmark, Inggris, India, Jepang, Portugis dan lain sebagainya. Pasar, pelabuhan, penginapan dan lain sebagainya yang menyokong dan menghidupkan aktivitas perdagangan menghiasi kota Banten. kesultanan Banten pun bergaung hingga daratan Eropa, masa jaya tertulis dengan tinta emas sebagai sebuah pusat perdagangan yang bersifat internasional di abad ke 15-17.

Di Kesultanan Banten pada tahun 1552-1684, masa sebelum Belanda menguasai sepenuhnya kedaulatan negeri ini, telah berlangsung sistem perdagangan yang melibatkan konsumen dari dalam maupun luar negeri. Transaksi yang terjalin sudah berorientasi pada ekonomi pasar, sehingga dikenal adanya pasar konkrit/Nyata dan pasar Abstrak. Pasar Nyata menampung calon penjual dan pembeli mengadakan transaksi langsung dan barang-barang yang diperjualbelikan berada di tempat itu. Sebaliknya, pada Pasar Abstrak calon penjual menawarkan barang melalui contoh yang sudah ditentukan jenis dan kualitasnya, misalnya penjualan lada, beras atau garam yang dijual dalam jumlah besar. Berdasarkan sifat pesaingnya, pada jenis komoditas tertentu pernah berlaku pasar monopoli atau monopsoni. Hal ini berlaku pada lada, karena harga, penawaran dan perjualannya ditentukan oleh pihak pemerintah dan dikuasai oleh sekelompok orang dalam hal ini pedagang asing sehingga pasar monopoli ini bersifat oligopoli. Bertolak dari luas kegiatan distribusi atau berdasarkan tempat, di kesultanan ini berlangsung pasar Setempat dan pasar Internasional. Pasar Tumenggung serta pasar Pecinan termasuk sebagai pasar setempat, sedangkan pasar di Karangantu merupakan pasar Internasional, karena selain konsumen yang terlibat terdiri dari berbagai bangsa, juga harga lada sebagai komoditas yang diperjualbelikan di Eropa Barat ditentukan di pasar ini.

Secara keseluruhan, pesatnya perdagangan di Banten tidak hanya tergantung pada perdagangan atau ekonomii saja. Keamanan serta kenyamanan sangat dibutuhkan oleh para pedagang, agar transaksi berjalan lancar. Perlu pula diingat bahwa ketika terjadi intrik internal di dalam keluarga istana, yang memuncak karena munculnya ketidaksesuaian paham antara Sultan Ageng dengan puteranya, yang menyebabkan tidak sedikit pedagang asing lain, kecuali Belanda yang mengalihkan dagangnya ke tempat lain. Selain itu Banten mengalami blokade yang dilakukan oleh Belanda, menyebabkan para pedagang tidak singgah ke Banten. Kejadian semacam itu, memperlihatkan bahwa masalah politik berperan langsung bagi kelancaran perdagangan secara khusus dan pertumbuhan ekonomi secara umum bagi kesultanan ini.