Semua Kolom
  • Semua Kolom
  • Judul Buku
  • Author Buku
  • Author Resensi
  • ISBN/ISSN

Politik Akal-Ukil Kisah-Kisah Wayang Inspiratif / Ono Sarwono

Author Buku: Ono Sarwono

ISBN: 978-602-73495-0-6

Author Resensi: Iman Sukwana

Tanggal Resensi: 27 Februari 2024

Resensi Buku:

Buku ini diterbitkan merupakan kumpulan tulisan Ono Sarwono pada kolom Pigura Harian Media Indonesia. Setiap materi tulisan ini merupakan gambaran secara umum akan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara serta perpolitikan di negeri ini. Politik yang semenstinya menjadi jalan membawa bangsa dan Negara Indoensia menuju kejayaan, ternyata hanya dimanfaatkan elite untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Pendekatan tulisan yang dibawakan oleh penulis adalah cerita pewayangan yang secara komprehensif sama persis kejadiannya dengan kehidupan nyata saat ini. Dimana wayang bukan hanya tontonan dalam seni satra, lebih dari itu, terdapat nilai yang lebih hakiki dari kisah atau ceritanya. Dalam cerita wayang ada tuntunan atau pelajaran hidup serta hakikat kehidupan. Melalui kisah-kisah wayang, kita bisa belajar mengenai budi pekerti sebagai laku manusia untuk menjalankan sifat-sifat yang baik dan membuang jauh sifat-sifat buruk (6).

Melalui buku ini, penulis mengulas bahwa politik akal-akalan, semau gue atau sakpenake udele dhewe dipraktekan di dunia pewayangan. Pelaku utamanya adalah elite Astina bernama Tri Gantalpati yang kondang dengan nama Sangkuni. Kodratnya Sangkuni memiliki kecerdasan hebat (linuwih), namun keunggulannya itu tidak digunakan untuk memayu hayuning bawana (membangun peradaban dunia), melainkan untuk memuaskan nafsu politik pribadi dan kelompoknya. Tanpa tedeng aling-aling, Sengkuni memproklamirkan diri bahwa ideology praktiknya ialah pragmatisme (10).

Salah satu tokoh yang menarik dan memiliki jiwa kepemimpinan yang paripurna ialah Narayana atau Prabu Sri Kresna (Kresnadwipayana). Ia seorang Begawan yang mengajarkan ilmu kepemimpinan astabrata yang meneladani delapan watak alam, yaitu matahari (menghidupi), bumi (amanah), samudra (legawa), angin (tidak pilih kasih), angkasa (adil), bintang (teladan), bulan (menerangi), dan api (tegas). (237)

 Peran Kresna di marcapada ialah mengemban misi memayu hayuning bawana, yang bermakna menegakan keadilan dan menciptakan ketentraman serta kesejahteraan dunia. Ia mengejawantahkan tanggung jawabnya dengan penuh pengabdian hingga harus mengorbankan keluarganya sendiri. (238).

Yang paling menarik dari buku ini adalah bagaimana kepiawaian Ono Sarwono dalam menarik benang merah antara berbagai kejadian perpolitikan di negeri dengan cerita pewayangan yang penuh intrik. Dibahas dengan bahasa sederhana, mudah dipahami dan menyambung dengan kejadian sebenarnya.